Satyabama
सत्यभामा | |
---|---|
Tokoh Mahabharata dan Purana | |
Nama | Satyabama |
Ejaan Dewanagari | सत्यभामा |
Nama lain | Satyaboma (pewayangan Jawa) |
Kitab referensi | Mahabharata, Bhagawatapurana, Wisnupurana |
Kediaman | Dwaraka, Waikuntha |
Golongan | Yadawa |
Kasta | kesatria |
Ayah | Satrajit |
Suami | Kresna |
Anak | Banu, Swabanu, Subanu, Banuman, Prabanu, Atibanu, Pratibanu, Sribanu, Bruhadbanu, dan Candrabanu |
Dalam cerita Hindu (Mahabharata dan Purana), Satyabama (Dewanagari: सत्यभामा; IAST: Satyabhāmā ) adalah putri Satrajit, bangsawan Yadawa. Ia merupakan salah satu istri Kresna. Ia dinikahkan oleh ayahnya karena ayahnya menuduh Kresna atas peristiwa hilangnya Syamantaka. Satyabama diyakini adalah salah satu awatara Dewi Lakshmi (melalui aspeknya sebagai Bhudevi/Dewi Bhumi) bersamaan dengan Rukmini dan Jembawati.
Kisah
[sunting | sunting sumber]Dalam kitab Bhagawatapurana dan Wisnupurana diceritakan bahwa Satrajit memiliki permata yang bernama Syamantaka. Kresna ingin memakainya, tetapi Satrajit tidak mengizinkan. Pada suatu ketika, Prasena, saudara Satrajit pergi berburu dan mengenakan permata tersebut. Di tengah hutan, Prasena dibunuh oleh seekor singa. Permata itu pun dibawa oleh singa tersebut. Pada akhirnya, singa itu dibunuh oleh seekor beruang bernama Jembawan sehingga permata itu pun dibawa oleh Jembawan. Satrajit mencurigai Kresna atas peristiwa kehilangan tersebut. Untuk membersihkan nama baiknya, Kresna melacak jejak Prasena sampai bertemu dengan Jembawan. Jembawan pun menyerahkan permata itu kepada Kresna. Satrajit yang merasa malu, akhirnya menikahkan Satyabama untuk memperbaiki hubungannya dengan Kresna.