Pemilihan Presiden Indonesia 1988
Pemilihan Presiden Indonesia 1988 | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
10 Maret 1988 | |||||||||||||||||
649 suara anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia[a] 433 suara anggota[1][b] untuk menang | |||||||||||||||||
Kandidat | |||||||||||||||||
Hasil suara
| |||||||||||||||||
Peta persebaran suara
Berkas:Hasil Pilpres 1988.svgSuara Majelis Perwakilan Rakyat
Soeharto: 649 kursi | |||||||||||||||||
|
Pemilihan presiden Indonesia 1988 adalah suatu pemungutan suara untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan 1988–1993. Secara tradisi, Golongan Karya sebagai fraksi dengan kursi terbanyak di Majelis Permusyawaratan Rakyat sejak 1971 mengusung Soeharto sebagai calon presiden. Alhasil, Soeharto kembali mempertahankan kursi kekuasaan dan dilaksanakan pelantikan pada 10 Maret 1988.
Latar Belakang
[sunting | sunting sumber]Golkar yang kembali menguat setelah Pemilu 1987 membuat Sidang Umum MPR 1988 kembali memilih Soeharto sebagai presiden Republik Indonesia. Hal ini bisa dipastikan karena Golkar, Partai yang didukung pemerintah, menang telak, Kemenangan ini sudah pasti berdampak kepada hasil dari Sidang Umum MPR RI 1988.
Setelah Soeharto menjadi presiden, Sempat ada perdebatan siapa yang akan menjadi Wakil Presiden, Salah satu Calon yang kuat adalah Soedharmono dengan Jaelani Naro, Namun yang dipilih sebagai Wakil Presiden Indonesia adalah Soedharmono, Ini mengakhiri perdebatan tentang Wakil Presiden antara Soedharmono atau Jaelani Naro, Ternyata yang dipilih MPR adalah Soedharmono.[2]
Hasil
[sunting | sunting sumber]Pemilihan Presiden
[sunting | sunting sumber]Calon | Partai | Fraksi | Suara | % | |
---|---|---|---|---|---|
Soeharto | Golongan Karya | Fraksi Karya Pembangunan Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia |
649 | 100,00 | |
Total | 649 | 100% | |||
Suara sah | 649 | 100,0 | |||
Suara tidak sah | 0 | 0,0 | |||
Abstain | 0 | 0,0 |
Pemilihan Wakil Presiden
[sunting | sunting sumber]Calon | Partai | Fraksi | Suara | % | |
---|---|---|---|---|---|
Soedharmono | Golongan Karya | Fraksi Karya Pembangunan Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia |
649 | 100 | |
Jaelani Naro | Partai Persatuan Pembangunan | Fraksi Persatuan Pembangunan | Mundur dari pencalonan | Mundur dari pencalonan | |
Total | 649 | 100% | |||
Suara sah | 649 | 100,0 | |||
Suara tidak sah | 0 | 0,0 | |||
Abstain | 0 | 0,0 |
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Catatan
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Penerangan, Republik Indonesia, Departemen. Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, tahun 1973. hlm. 49. Diakses tanggal 29 December 2022.
- ^ Firdausi, Fadrik Aziz (13 April 2019). "Sejarah Pemilu 1987: Golkar Perkasa, PPP Anjlok, PDI Lumayan". Tirto.id. hlm. all. Diakses tanggal 15 Mei 2022.